Selasa, 09 Maret 2010

Cikaratok, sebuah desa tertinggal

Daanews.com. Desa Cikaratok, adalah sebuah desa terpencil yang ada di wilayah kabupaten Cianjur. Meskipun masih termasuk kecamatan Sukaresmi, namun letaknya jauh sekali dan aksesnya sulit. Sehingga untuk mencapai ke sana team dari "Desa Anak-anak" harus menggunakan ojek, karena jalannya sangat sulit dilalui kendaraan roda empat. Mau tidak mau, kami harus menyewa ojek bolak-balik dari desa Kubang ke tempat tersebut. Biaya ojegnya sendiri Rp. 50.000,- (Lima puluh ribu rupiah), harga ojeg yang fantastis! Ongkos ini sama dengan biaya perjalanan Jakarta-Banjar.


Cikaratok adalah bagian wilayah jangkauan program PKSA DAA - YUM Cianjur. Jalannya terjal, berliku masih berbatu kali nan tajam. Jalan yang turun naik di sekitar lereng gunung, nampak curam. Dari desa kubang, Cikaratok tampaknya seperti hamparan sawah menghijau dipagari bukit-bukit di sekitaranya. Indah dipandang, tapi cukup sulit dijangkau!

Bulan puasa tahun 2009 lalu, di wilayah yang rumah-rumahnya masih sederhana ini terjadi KLB Muntaber hingga terjadi korban nyaris 70 orang warga terkena wabah muntaber, demikian kata seorang guru PKBM di Cikaratok. Memang ketika kami kunjungi, agak sulit untuk kebutuhan air bersih, sehingga mereka hanya mengandalkan air seadanya. Sejatinya Pemda kabupaten Cianjur memperhatikan wilayah desa Cikaratok yang hampir berdekatan dengan Cikalong ini. Kami juga melihat beberapa drum aspal, yang kata warga untuk perbaikan jalan. Namun kenyataannya, drum itu hanya teronggok di pinggir jalan, tanpa bisa dimanfaatkan. Sayang sekali, terlebih anak-anak desa yang mau sekolah. Sulit sekali!

Pemandangan dibawah ini adalah beberapa anak sekolah PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Cikaratok) yang, apabila pergi dan pulang dari sekolahnya, harus melewati sungai yang cukup luas tanpa ada jembatan penyebrangan. Kondisi ini semakin sulit ketika hujan turun, karena air meluap dan sudah barang tentu, sungai tersebut tidak bisa dilewati.

Padahal ketika kami tanya mengenai minat belajarnya, mereka sangat antusias sekali mengikuti sekolah informal tersebut. Mereka rela basah-basahan menyebrangi sungai untuk mengikuti kegiatan belajar di PKBM. Mereka juga beraktivitas sebagaimana pelajar di sekolah formal. Berpakaian seragam dan mengikuti pelajaran setiap hari.

Seorang siswa PKBM tengah berlari setelah menyebrangi sungai, mereka tergesa untuk mengikuti pelajaran di sekolahnya. Sulitnya akses pendidikan di desa ini sangat memprihatinkan, mengingat banyak anak desa yang memiliki kemauan belajar yang tinggi.





Inilah suasana belajar di PKBM Cikaratok, sebuah desa yang terpencil...!

Tidak ada komentar: